Puisi - Alusi (Patah Hati)
sederet tawa di bibir sumbingku karam sudah
sepi menyelimuti hati, temaramnya senja semakin tak terarah
nyanyian takdir terus terngiang, mengiang di sudut relung
ragaku mulai bingung, termengung
mengapa begitu ringkih,semisal temu masih mertamu
mengapa begitu kelu,semisal dayu masih mengemu
mengapa begitu getir,semisal hadir masih menganulir
mengapa begitu campah, semisal sepah masih kau kulum bibir
nuzul riasmu begitu kelebat, menghiasi sepintas ramu kita
laksana digiring dalil akli. rupamu kian fana
gegap gempita nafasmu, memberi geriap pada hilangnya hujah sosok
fuadku dipatahkan berkala, sepertikan ingin dirayakan
lilin lilin kecil penghias rasa telah ku nyalakan
merayakan alusi patah hati paling rajam
Aceh, 20 Maret 2020
Posting Komentar